DEMI SISWA GURU HARUS BERSAHABAT DENGAN TEKNOLOGI DAN INFORMASI
KARIM JAELANI, S.Pd
Wajah dunia saat ini telah dihiasi dengan perkembangan sistem berbasis teknologi informasi yang sangat pesat dan hampir mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk dunia pendidikan. Perkembangan ini dapat dirasakan dengan hadirnya internet dengan segala keistimewaan dan manfaatnya bagi semua orang termasuk guru dan siswa. Tidak sedikit guru memanfaatkan internet untuk memperkaya ilmu pengetahuan, menambah wawasan, mencari metode pengajaran yang lebih menarik, mencari referensi bahan mengajar, bahkan mendownload soal-soal ulangan untuk siswanya. Menariknya, tidak sedikit juga siswa yang memanfaatkan internet untuk menambah imu pengetahuannya, dan bahkan memanfaatkan internet untuk mencari jawaban dari soal-soal dan tugas-tugas yang diberikan guru. Ha ha ha, terdengar aneh, tapi ini adalah fakta.
Terlepas dari mudoratnya, semua kita pasti sependapat bahwa Internet memang memberikan manfaat yang luarbiasa dan bahkan merubah peradaban umat manusia.
Meski rambut ini baru habis dicukur dengan sedikit sentuhan jambul khas ala Bruno Mars, ternyata tidak membuat otak saya berhenti berpikir liar tentang kemungkinan terburuk yang akan terjadi dimasa depan, kaitannya dengan profesi saya sebagai pengajar tentunya.
Pikiran liar yang membayangkan jika guru sudah tidak lagi dibutuhkan dijaman teknologi informatika ini, dikarenakan kalah dengan teknologi informasi dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada siswanya.
Bukan tidak mungkin, dalam beberapa tahun kedepan dengan sistem pendidikan yang semakin baik dan didukung teknologi yang semakin berkembang, akan menghasilkan siswa-siswa dengan metakognitif yang matang, yaitu siswa yang sudah mengerti bagaimana dia harus belajar dan memenuhi kebutuhannya dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Contoh kecil bisa kita lihat pada saat ini, tidak sedikit kita melihat siswa secara mandiri menanyakan kepada google tentang jawaban dari soal-soal yang diberikan guru, mencari jawaban atas permasalahan yang membuat mereka penasaran, menonton youtube untuk mengembangkan keterampilannya dsb. Kita semua juga tentu mengetahui, bahwa begitu banyak platform pembelajaran yang beredar luas diinternet yang dapat diakses oleh siapa saja dan kapan saja, termasuk siswa dan guru. Hal ini tidak menutup memungkinkan bahwa dampak yang luar biasa positif dari internet ini membuat guru dan siswa bisa saja berada pada level kecerdasan yang sama, atau bisa jadi membuat siswa lebih cerdas daripada guru. Bisa saja, karena guru dan siswa belajar dan mengambil ilmu dari sumber yang sama.
Perasaan senang dengan sedikit adukan kegelisahan muncul dalam hati saat menulis kalimat tersebut. Bukan karena merasa tersaingi oleh siswa, tapi merasa tersaingi oleh teknologi informasi yang begitu luar biasa. teknologi yang bukan hanya mampu memberikan ilmu pengetahuan baru dengan mudah, bahkan mampu memunculkan bakat dan keterampilan.
Mungkin ada yang mengenal sosok Miguel Rajos, siswa SMP berusia 13 tahun asal Ibu Kota bagian Lara wilayah barat Venezuela yang berhasil dinobatkan sebagai penemu asteroid baru yang kemudian dinamakan 2021GG40 pada April 2021 karena bermula dari kegemarannya menonton youtube.
Mungkin ada yang masih mengingat sosok Robot humanoid canggih yang mampu berprilaku layaknya manusia bernama SHOPIA tahun 2016 lalu. Robot dengan Artificial Intelligent yang mampu berkomunikasi dan sudah berkeliling dunia demi menjawab pertanyaan yang dilontarkan dengan kecerdasan luarbiasa. Bahkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan sekalipun. Diluar nalar rasanya, bahwa setumpuk logam dengan rangkaian kabel halus mampu menjawab setiap pertanyaan bahkan menghadirkan perasaan dalam setiap jawabannya layaknya manusia. Bahkan sebagian sudah menganggapnya seperti manusia, hal ini terbukti dengan diberikannya kewarganegaraan kepada SHOPIA yaitu sebagai warga negara China dan Saudi Arabia.
Saat ini Shopia memang diciptakan untuk membantu manusia dalam dunia kedokteran, dan bahkan saat ini Shopia-Shopia baru sedang dalam proses pengembangan. Jadi bukan tidak mungkin Shopia juga hadir didunia pendidikan. ... What? Tidak terbayang rasanya jika shopia masuk keruang kelas 7A, kelas dimana saya mengajar tanpa membawa tas berisi laptop, proyektor, RPP, buku bahkan spidol.
Seruputan kopi hitam pekat dengan sedikit gula menghentikan sejenak halusinasi dikepala ini dan juga memberi sedikit bisikan untuk menjawab tantangan diatas. Cukup mantab saya menjawab, Ya, jawabannya adalah “Etika, moral dan akhlak”. Tiga ilmu inilah yang tidak akan mampu diberikan internet dan secanggih apapun teknologi saat ini. Tiga Ilmu yang membutuhkan cinta, kasih sayang dan teladan dalam mencapainya. Dan gurulah yang mampu melakukannya.
Saat datang ke indonesia, Shopia pernah dintanya, "apakah kamu akan menggantikan manusia?", Shopia menjawab "Lebih baik bekerjasama daripada berkompetisi". Bahkan lebih jauh lagi dia mengatakan bahwa robot tidak mampu memberikan kecerdasan emosional kepada manusia karena robot tidak mampu memahami perasaan batin manusia.
Shopia memang belum ada dihadapan siswa kita saat ini, tapi Mini Shopia sudah berada dihampir setiap tangan siswa kita dalam jelmaan yang berbeda yaitu HP.
Lantas apa yang harus dilakukan seorang guru? Ya, Bersahabat dengan teknologi, berkerjasama dengan kecanggihan informasi digital akan sangat membantu guru dalam mentransfer ilmu pengetahuan dan mengembangkan keterampilan siswanya, dan keseriusan guru dalam membimbing dan menuntun yang dibarengi kasih sayang akan mampu meningkatkan kecerdasan emosional siswanya.
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini